Saturday 21 November 2015

Bukan Pahlawan Part 6 : Fasilitas Rahasia Negara

Setelah mengucapkan selamat datang, sopir langsung tancap gas. Tak aku mau dibawa kemana. Mobil sepertinya mengarah ke ke luar kota. Belum sempat aku menikmati indahnya kota di timur Indonesia ini. 

Mobil melaju kencang menuju sebuah bukit. Oh bukan, tiba – tiba tebing di sebelah kanan terbuka seperti sebuah gerbang. Keren sekali batu bisa membuka seperti ini. Tak ada yang menyangka disini ada pintu gerbang. Tak ada bedanya dengan batu biasa.

Di depan tampak sebuah goa. Batu langsung menutup setelah mobil masuk. Bersamaan dengan itu, sejumlah lampu di dalam goa ini menyala. Lampu berada di kanan kiri seperti jalan. Kulihat lurus di depan ini memang sebuah jalan lengkap dengan marka jalan dan pembatas jalan.

mobil melaju kencang di dalam goa ini. Mungkin lebih dari 100 km/jam. Goa ini seperti sebuah terowongan tak terbatas. Aku bisa merasakan kalau jalan terowongan ini sangat mulus. seperti jalan kelas utama. 

Terowongan ini keren sekali. Lampu jalan hanya menyala pada rentang sekitar 50 meter di depan kendaraan dan 50,meter dibelakang kendaraan. Diluar itu, lampu akan mati. 

Terowongan ini sangat lurus. Kalaupun tanpa lampu rasanya mobil tidak akan menabrak apapun. Belum ada kendaraan lain juga yang melewati terowongan ini.

Entah sampai di mana terowongan ini akan berakhir. Aku rasa mobil telah jalan begitu kencang tapi belum sampai juga ke tempat yang dituju. Sudah 15 menit lebih kulihat pemandangan yang sama. Membosankan sekali rasanya.

Tak tahu telah berapa lama aku tertidur, aku dibangunkan oleh pak Guntoro. 
"Bangun anak muda, kau telah sampai" Pak Guntoro membangunkanku dari jendela mobil

Pelan - pelan aku keluar dari mobil. Kulihat sekeliling, belum pernah kubayangkan tempat seperti ini. Ruangan ini sangat luas dan atapnya tanpa tiang penyangga. Tunggu - tunggu, ku perhatikan dengan detail sepertinya ini adalah ruang bawah tanah. Kulihat dinding dan atapnya adalah batuan keras, ya ini adalah ruang bawah tanah dengan dinding batu. Aku menoleh kekiri, banyak pesawat tempur yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Aku semakin bingung ketika kulihat ke kanan ada semacam roket berukuran raksasa bertuliskan Punokawan 1. 

"Selamat datang di Fasilitas super rahasia Negara" Suara pak agung memecahkan kekagumanku akan tempat ini.

"Ini dimana pak?" tanyaku penasaran

"Ini di bekas tambang emas. Setelah pengelola tambang habis masa kontraknya, pengelola meninggalkan tempat ini beberapa puluh tahun lalu. kemudian tempat ini dijadikan fasilitas rahasia negara. Banyak penelitian yang berkaitan dengan pertahanan dan spionase disini. Fasilitas ini memang sengaja ditempatkan disini agar dunia internasional tidak mengetahui seberapa sebnarnya kekuatan yang kita miliki" jelas pak Guntoro.

Sudah kuduga dari awal, pak Guntoro adalah seorang militer. Tepatnya seorang petinggi militer. Beliau yang menjadi kepala tempat penelitian ini.

“Maka dari itu, kamu kesini tidak pakai pesawat. Biar tidak ada data penerbangan ke tempat ini. Terowongan yang tadi kamu lewati adalah terowongan sepanjang lebih dari 500 Km. Bagaimana rasanya? Membosankan ya?ha ha. Kata pak Guntoro sambil ketawa.

“Tak ada yang tahu terowongan ini kecuali militer dan orang yang berkepentingan. Semua orang yang akan menuju dan keluar dari sini akan merasakan pengalaman yang membosankan sperti yang kamu alami” Pak Guntoro menambahkan.

Waktu masih sekolah dulu pernah baca kalau di papua sini pernah ada tambang emas terbesar di dunia. Sekarang aku berada di sini. Kabar yang beredar disini menjadi kota mati setelah pengelola meninggalkan tambang emas terbesar di tanah papua ini. Ternyata tempat ini dijadikan fasilitas negara.

Aku masih kagum dengan fasilitas super keren ini. Tak kusangka negara punya fasilitas seperti ini. Aku kira cuma Amerika yang punya fasilitas seperti ini kaya di film - film holliwood. 

Pak Guntoro kemudian bertanya padaku

"kamu tahu, pekerjaan apa yang akan aku berikan kepadamu?" Tanya pak Guntoro

"Saya tidak punya gambaran pak. Mana mungkin saya dijadikan tim peneliti" jawabku

"ya memang bukan, kamu akan dijadikan obyek penelitian.ha ha" pak Guntoro tertawa puas

Sial, ternyata aki mau dijadikan kelinci percobaan. Tau gitu tidak usah datang saja tadi.

" Ha ha, bercanda anak muda. Lebih dari itu. Kamu akan menjadi pahlawan bagi negara ini. Bahkan dunia kalau kamu yakin untuk menerima pekerjaan ini" pak Guntoro menjelaskan.

Pak Guntoro ini aku kira orangnya serem. Ternyata suka bercanda. Beda sama kemarin pas ketemu di warkop cak Imron.

"Pekerjaan sperti apa itu pak yang bisa menjadikan saya pahlawan? Kita kan tidak sedang perang pak?" Tanyaku penasaran

"Kalau kamu jadi pahlawan kamu akan jadi pemicu perang dunia malah.ha ha" lagi - lagi pak Guntoro menjawab disertai dengan ketawa puas

"lah, mending saya tidak usah jadi pahlawan kalau pemicu perang dunia pak" balasku

"begini anak muda"  pak Guntoro mulai serius bicara

"Kamu tahu chip yang telah disuntikkan kepadamu dan semua orang?" Lanjut pak Guntoro

" Iya pak. Itu kan chip yang bisa dipakai apapun, sperti id card e-money dan kartu access." Jawabku

"Tepat sekali. Kamu telah mengucapkan bahwa chip itu bisa buat apapun. Kamu pernah berfikir tidak kalau chip itu bisa sebagai alat memata - matai?" Tanya pak Guntoro lagi.

"wah saya tidak berfikir sejauh itu pak. Saya sudah cukup nyaman menikmati kemudahan hidup karena chip ini" jawabku semangat

“ya, semua orang seperti kamu. Hanya tahu menikmati fasilitas” kata pak Guntoro

Panjang lebar pak Guntoro menjelaskan bahwa chip yang disuntikkan ke semua orang punya beragam kegunaan selain untuk e-money, id card, kartu access dan tiket. Tak kusangka ternyata chip ini digunakan untuk memata – matau semua manusia di muka bumi. Terutama para pemimpin negara. Dengan kemampuan menyimpan data layaknya DNA, chip ini mampu menyimpan dan mentransmisikan data orang yang telah disuntikkan chip ini. Termasuk apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Teknologi macam apa ini.

Secara singkat, chip ini adalah alat spionase Amerika untuk memata – matai negara lain. Tak tanggung – tanggung, langsung dari semua kepala negara di seluruh dunia mereka mengumpulkan informasi. Semua informasi yang dilihat dan dibaca oleh mata presiden, yang didengar presiden direkam oleh chip dan dikirim ke pusat data Amerika. Bahaya sekali ini.

“Jadi semua yang saya lihat, saya dengar dikirim juga ke server di amerika sana pak?” Tanyaku penasaran.

“Pada dasarnya seperti itu, tetapi apa gunanya data yang dikumpulkan darimu? Kamu itu gak berguna untuk mereka. Ha ha” Jawab pak Guntoro dengan ketawa.

“Kalau data yang dikumpulkan dari bapak berguna juga gak pak bagi mereka?” tanyaku agak sedikit emosi

“Yang pasti sangat berguna. Kamu gak melihat apa pangkat saya? Tapi untungnya saya tidak pernah disuntik chip itu. Ha ha” Jawab pak Guntoro. lagi - lagi sambil ketawa.

“Lah, kok bisa? Bukannya dulu pas awal – awal penyuntikan semua warga negara wajib disuntik dengan chip ini sebagai ganti dari id card dan paspor. Tanpa chip ini bukannya seseorang tidak bisa kemana – mana pak?” Tanyaku tambah penasaran.

“Ya, saya tidak bisa kemana – mana dengan fasilitas sipil. Saya kan bisa mengendarai kendaraan militer untuk pergi kemanapun di negara ini. Cuma saya tidak bisa ke luar negeri. Kenapa harus ke luar negeri kalau hidup di negara sendiri sudah enak?” Jawab pak Guntoro.

“Untuk bagaimana saya bisa tidak disuntik chip itu akan saya ceritakan besok pagi saja. Kamu harus istirahat. Pasti kamu capek sudah melakukan perjalanan panjang. Sekalian besok saya jelaskan apa pekerjaan yang akan kamu kerjakan. Sudah malam ini. Apa kamu tidak melihat jam?” lanjut pak Guntoro.

“Ruangan sudah kami siapkan. Di dalam telah ada baju ganti dan makan malam. Kamu akan diantar Bambang ke ruanganmu” Tambah pak Guntoro

Banar, sudah malam ini. Tak ada bedanya siang apa malam disini. Menarik sekali, tak salah aku memutuskan untuk menerima tawaran ini. Banyak hal yang aku ketahui disini. Ah tidak sabar menunggu esok pagi.



Artikel menarik lainnya :

Nizar Aditya

About Nizar Aditya

I'm an Engineer, Writer and Dreamer