Minggu, 13 Oktober 2024

Jejak Perebutan Tanah Suci Tiga Agama

Beberapa hari yang lalu, saya telah selesai membaca buku novel karya Paul Sussman yang berjudul The Last Secret Of The Temple. Buku yang telah menjadi best seller internasional ini diterbitkan pertama kali diterbutkan pada tahun 2005 dalam bahasa inggris dan telah telah diterjemahkan dalam 29 bahasa di 30 negara, termasuk bahasa indonesia.


Buku ini terbit di Indonesia pertama kali pada tahun 2016 oleh penerbit Alvabet. Saya memiliki buku ini sejak tahun 2017, terlihat dari tanggal yang tertulis di halaman paling depan, yaitu 2017. Saya terbiasa memberikan tanggal dan tandatangan saya di buku yang baru saya buka sehingga ketahuan kapan buku itu saya buka. Seingat saya, buku ini saya beli saat ada pameran buku kalau tidak salah.


Terus kenapa baru selesai dibaca di akhir tahun 2024?


Jadi begini, dulu saya suka membaca dan suka beli buku. Tetapi kesibukan dan kemalasan menghalangi saya untuk menyelesaikan buku yang telah saya buka. Bahkan kadang saya mau mulai membacanya saja malas. Itulah sifat buruk saya, MALAS.


Baiklah, mari kita lanjut tentang buku ini. 


Awalnya, saya tertarik dengan buku ini karena ada kalimat "Jejak Peradaban Tanah Suci Tiga Agama" pada cover buku ini. Saya mengasumsikan bahwa apa yang tertulis di dalam buku ini berlatar di sekitar Jerusalem, tempat di mana konflik terjadi sampai sekarang. Kemudian membaca testimoni orang - orang yang tercetak di buku ini menambah rasa penasaran untuk membacanya.


Kebiasaan saya, setelah buku terbeli, membuka plastiknya lalu menuliskan tanggal buku pada ini, seperti yang saya sampaikan di atas tadi. Membaca beberapa halaman awal kok alurnya kurang menarik akhirnya saya putuskan untuk membacanya besok. Besoknya lagi juga gitu akhirnya belum sampai 50 halaman, saya melupakan buku ini sampai suatu saat ketika saya bongkar - bongkar barang dan menemukan buku ini.


Saya punya banyak buku, dan banyak yang belum terbaca karena kemalasan saya. Mungkin seperti inilah gambaran kebanyakan manusia indonesia, malas membaca. Sebenernya banyak buku yang lebih menarik dari pada buku ini yang ingin saya baca, tetapi saya akhirnya mulai lagi membaca buku ini sebelum saya baca buku - buku saya yang menumpuk yang belum dibaca. Bagi saya, membaca buku adalah komitmen untuk menyelesaiakn, sehingga saya harus menyelesaikan buku yang belum selesai ini sebelum ke buku yang lain.


Setelah dua minggu membaca buku setebal 600 halaman ini, ada beberapa hal yang bisa disampaiakan. Jangan diketawakan ya, saya membaca buku setebal 600 halaman membutuhkan waktu sampai dua minggu. 


Pertama

Melalui buku ini, saya jadi sedikit memahami bagaimana konflik antara Israel dan Palestina terjadi. Di sini bisa saya rasakan bagaimana rasa benci orang palestina terhadap orang israel dan sebaliknya. Beberapa konflik yang melibatkan orang arab dan orang yahudi  hingga penyebabkan kehilangan nyawa. Bahkan sesama orang yahudi atau orang arab jika ketahuan berbuat baik kepada bukan kelompoknya, akan dimushi oleh sesamanya, bahkan dibunuh.


Kedua

Kota Jerusalem terbagi atas dua wilayah, bagian barat milik israel sedangkan bagian timur dikontrol oleh palestina. Tetapi saya masih bingung bagaimana hal ini terjadi dan bagaiana perbatasan diantara keduanya. Ada hal yang paling membuat saya heran adalah orang - orang palestina ketika dia akan pergi keluar negeri melalui udara mereka harus menggunakan bandara Ben-Gurion yang ada di Israel.  Ketika orang palestina menggunakan fasilitas bandara tersebut, mereka akan diperiksa dengan sangat ketat.


Ketiga

Kemiskinan adalah bagian dari hidup sebagian besar orang - orang palestina. Diceritakan bahwa ketika memasuki wilayah palestina dari israel, kemiskinan sangat terasa. Mulai dari infrastruktur yang jauh berbeda sampai tempat tinggal yang kumuh.


Keempat

Beberapa karakter dalam buku ini diceritakan mengalami peristiwa exodus besar - besaran dari eropa ke tanah Palestina setelah peristiwa Holocaust. Dari buku ini saya sedikit mendapatkan gambaran tentang bagaimana Nazi dan Hitler memperlakukan orang yahudi pada saat perang dunia ke dua sehingga terjadi exodus besar - besaran dari eropa ke tanah yang "dijanjikan". 


Kelima

Membaca buku ini mengaruskan saya membuka google maps berkali - kali karena latar tempat di buku ini bermacam - macam, mulai dari Luxor dan Kairo di Mesir, Jerusalem, Inggris, Perancis dan Jerman. Ya anggap saja sambil membaca cerita sambil belajar kembali pelajaran geografi


Lima poin  itu saja yang masih saya ingat dari membaca buku novel tersebut. Maklum kemampuan menghafal dan memahami saya kurang.


Yang tidak diceritakan di buku ini adalah kenapa tanah palestina yang menjadi tujuan orang - orang yahudi eropa exodus adalah tanah palestina. Padahal hal itulah sebenernya adalah pangkal dari konflik yang terjadi sampai saat ini sehingga orang palestina terasing di tanah mereka sendiri. Semoga Palestina segera merdeka dari penjajan Israel, dan semoga genosida yang terjadi di Gaza segera berakhir.


Artikel menarik lainnya :

Nizar Aditya

About Nizar Aditya

I'm an Engineer, Writer and Dreamer