Senin, 07 September 2015

70 Tahun Indonesia Merdeka: Ayo Kerja


Sudah lama rasanya blog ini tidak diupdate, sudah banyak sarang laba - laba di pojok - pojok blog ini :D . Terakhir dibuka kira - kira sekitar setahun yang lalu.

Mungkin sedikit terlambat untuk membahas jargon Ayo Kerja dari peringatan 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Tetapi saya rasa masih relevan kalau postingan ini membahas masalah ini, walaupun telat sebulan. Jangan disangka postingan ini mau mengalihkan isu perihal melemahnya nilai tukar rupiah, kabut asap atau kelakuan para pimpinan DPR di negeri Paman Sam sana. Postingan ini murni uneg - uneg saya pribadi sebagai orang yang ber-KTP Indonesia.

Yang masih menjadi pertanyaan sampai saat ini adalah siapa pencetus jargon Ayo Kerja, untuk apa fungsinya dan untuk siapa jargon tersebut ditujukan? Apa mungkin jargon ini hanya untuk kabinet saja yang notabene nama dari kabinet sekarang adalah kabinet kerja. Ditinjau dari sudut pandang kacamata saya, jargon tersebut masih kurang pas memang kalau ditujukan ke rakyat. serbuan pekerja asing memasuki indonesia akhir - akhir ini, selain itu gelombang PHK mulai terjadi dimana - mana. Mau kerja apa kita? ya seperti yang tuliskan di atas tadi, jargon ini hanya pas untuk memotivasi kabinet kerja.

Kalaupun memang jargon tersebut tidak hanya ditujukan untuk pemerintah tetapi untuk semua warga negara, kenapa harus memakai jargon Ayo Kerja (Bekerja), bukan ayo berkarya? bukankah kata Buya HAMKA,“KALAU HIDUP SEKEDAR HIDUP, BABI DIHUTAN JUGA HIDUP. KALAU KERJA SEKEDAR KERJA, KERA JUGA BEKERJA”. apa mau menjadikan semua warga negara sebagai kera?

Menurut saya, dengan jargon seperti itu orang - orang di negara ini hanya disuruh bekerja, bukan berkarya. Sebuah karya tidak akan dihargai disini, atau dengan kata lain kalau mau berkarya jangan disini bung, disini tempat orang bekerja. Contoh sederhana dari kasus ini adalah yang baru saja terjadi beberapa bulan terakhir. Masih ingat mobil listrik karya Ricky Elson? Dengan berbagai cara, karya tersebut dikerdilkan. Yang paling tidak masuk akal adalah ketika mobil tersebut tidak lolos uji emisi. WTF , lelucon macam apa ini? Okelah kalau yang tidak lolos uji emisi adalah esemka yang pakai BBM, lha ini mobil listrik. Emisi dari mananya?

Tak beberapa lama kemudian, lelucon ini hilang dari media. Seakan hanya untuk mengalihkan isu yang lebih besar. Baru akhir - akhir ini mulai terdengar lagi dengan berita yang tidak kalah heboh, yaitu mobil ini dipinang negeri tetangga, Malaysia. Sepertinya Malaysia lebih menghargai sebuah karya. Dengan kejadian ini terasa lebih jelas kalau mau berkarya jangan di Indonesia tapi di negara lain saja.

Mungkin itu hanya ungkapan kekesalan saya dengan apa yang terjadi akhir - akhir ini dan tulisan ini sangat kurang dengan sumber yang relevan. Yang terpenting adalah seperti kata teman saya "LAKUKAN TERBAIK APA YANG BISA KAMU LAKUKAN". Dari quote tersebut dapat ditarik kesimpulan apapun itu lakukanlah dengan sungguh - sungguh pasti akan mendapatkan hasil, bahkan menganggurpun kalau sungguh - sungguh pasti akan mendapatkan hasil seperti Patrick yang mendapat penghargaan sebagai orang paling lama menganggur.


Artikel menarik lainnya :

Nizar Aditya

About Nizar Aditya

I'm an Engineer, Writer and Dreamer