Setelah ngobrol ngobrol dengan teman teman seperjuangan menjadi MABA (baca : MAhasiswa BAsi) nanti, terceletuk sebuah pemikiran yang mungkin belum terfikirkan selama ini. Sebuah hal yang sudah lama tetapi masih baru terfikirkan sekarang, yaitu kumpulan para pahlawan yang selama ini mungkin tidak dianggap sebagai pahlawan. Pahlawan yang setiap hari menyumbangkan penghasilannya untuk negara. Pahlawan yang rela mengorbankan kesehatannya demi untuk menjadi pahlawan. Disini, saya menyebutnya dengan Pahlawan tanpa tanda jasa.
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa:
Ya, Perokok. Mereka telah menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk menyumbang demi negaranya dengan resiko berkurangnya kesehatan mereka. Merekalah yang mungkin sebagai penyumbang terbesar dari semua pembayar pajak di negeri ini, jika semua perokok dikumpulkan. he he. Tapi menurut data yang saya temukan, memang benar kalau cukai yang dibebankan kepada perokok sangat besar, nilainya mencapai trilyunan rupiah.
Besar bukan nilainya? Bisa turut menyumbang untuk subsidi BBM. Belum lagi jasa mereka untuk mengurangi pengangguran bagi industri rokok. Bayangkan, berapa ratus ribu orang yang akan menganggur jika para pahlawan tersebut tidak melakukan tindakan perokoan tersebut? Berapa pula petani tembakau yang akan gulung tikar jika tidak ada perokok? Itulah mengapa para perokok disebut "PAHLAWAN" menurut kacamata teman teman saya yang perokok.
Setoran Cukai |
Dari sini, terserah anda mau jadi perokok atau bukan perokok. Itu pilihan. Dan saya pribadi memilih menjadi "BAJINGAN" yang belum pernah menyumbang demi negara.
nizar.
Coretan