Beberapa hari ini saya lagi seneng senengnya mendengarkan radio karena sudah bosan dengan streamingannya youtube. Walaupun lagu yang didengarkan sama, tetapi menjadi lebih indah dan bermakna kalau didengarkan melalui radio, terasa lebih dinamis. Mungkin ada jurnal ilmiah yang bisa menjelaskan kenapa kok bisa seperti itu? he he. Radio yang saya dengarkan dari kemaren adalah Hard Rock FM surabaya yang banyak menyajikan musik musik bergenre Rock.
Sedikit Flash Back untuk beberapa saat sebelum menemukan list link radio online di seluruh indonesia, saya setiap hari memutar lagu dari youtube dengan sajian lagu - lagu dari paman sam. Sampai sampai, saya kurang tahu bahkan buta terhadap musik yang sedang ngetrend di negeri sendiri. Tetapi saya merasa tidak masalah jika saya tidak update tentang musik indonesia saat ini, toh yang saat ini ngetrend paling paling Boyband, K-POP, girlband dan band - band bergenre melayu yang mendayu - dayu. Saya tidak masalah jika genre musik itu mewarnai blantika musik indonesia, tetapi yang bikin saya resah adalah kulitas mereka. Kualitas mereka terlihat ketika tampil pada acara musik pagi seperti dahsyat dan inbox yang konsernya berupa lipsynk. Kalau mereka benar benar berkualitas, pasti tidak akan merelakan show off mereka untuk lipsynk. Ok, ini sedikit uneg - uneg saya terhadap musik indonesia.
Kegelisahan saya sedikit berkurang ketika saya mendengar dialog yang barusan terdengar dari ruang siar Hard Rock FM surabaya dengan sebuah band Rock lokal asal surabaya yang mulai go Nasional. Dari dialog itu, saya menyimpulkan bahwa yang sekarang sedang turun kualitasnya di bidang musik adalah pada level pertelevisian Indonesia dan label label mayor yang notabene lebih mementingkan provit daripada penyajian kulitas musikalitas. Berbeda dengan radio (menurut saya seh), yang lebih mementingkan musikalitas karena yang mereka jual adalah pure suara, bukan tampang seperti di yang ada di TV sekarang ini.
Ada hal yang menguatkan statemen saya tentang pendapat saya ini, yaitu album kompilasi band - band indie seperti endah n resha, The Upstairs, The Triangle dll yang berjudul Radio Killed TV Stars. Dalam album ini, para musisi indie tersebut ingin bercerita bahwa musik indonesia bukan cuma yang sering nampang di TV. Mereka juga ingin bercerita bahwa genre musik selain yang ada di TV belum mati, bahkan bersiap ingin membalik keadaan.
Sampai disini, saya menganalisa hal ini adalah akibat dari banyaknya unit TV yang beredar di masyarakat indonesia. Ditambah lagi typikal orang indonesia yang suka menghabiskan ber jam jam di depan TV dan sebagian besar masayarak kita yang menelan mentah mentah semua informasi yang ada di TV, termasuk musik. Yang sangat disayangkan, dengan tipikal pasar yang seperti itu, industri musik besar malah memproduksi musik yang hanya jualan tampang,bukan kualitas suaranya. Sangat disayangkan sekali.
Untungnya, tidak semua manusia indonesia hobi nonton TV, seperti saya yang hanya beberapa jam dalam sebulan. Itupun kalau lagi pulang dan tidak ada koneksi internet, he he. Yang pasti, industri musik Indonesia belum benar benar hancur seperti yang saya takutkan sebelumnya. Masih ada musisi musisi dan pemain musik berkualitas yang masih belum muncul ke permukaan. Saya yakin, tinggal menunggu waktu saja keruntuhan era lipsynk ini, semoga.
Nizar
Coretan