1. Sejarah QR Code: Pengembangan dari Barcode
Sebelum kita memahami lebih lanjut tentang QRIS, penting untuk mengetahui sejarah dari kode QR itu sendiri. Kode QR, atau Quick Response Code, adalah sebuah pengembangan dari teknologi barcode yang telah lebih dulu dikenal. Barcode konvensional, yang biasanya berbentuk garis-garis hitam putih, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974 oleh perusahaan IBM dan digunakan untuk mengidentifikasi produk di pasar swalayan. Namun, barcode memiliki keterbatasan karena hanya mampu menyimpan data secara horizontal.
Pada awal 1990-an, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan penyimpanan data yang lebih kompleks, perusahaan Jepang bernama Denso Wave, yang merupakan anak perusahaan dari Toyota, mengembangkan QR Code. Pada tahun 1994, QR Code pertama kali diperkenalkan dengan tujuan awal untuk melacak suku cadang mobil dalam waktu yang cepat dan efisien. QR Code memiliki kemampuan untuk menyimpan data yang jauh lebih besar dibandingkan barcode konvensional, karena data dapat disimpan secara horizontal dan vertikal. Selain itu, kode QR dapat dipindai dengan cepat dan mudah dari berbagai sudut, menjadikannya sangat fleksibel dan efisien.
2. Apa itu QRIS dan Cara Pelafalannya
QRIS adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard, sebuah standar kode QR yang diterapkan oleh Bank Indonesia untuk memudahkan sistem pembayaran digital di Indonesia. QRIS adalah upaya untuk menyatukan berbagai metode pembayaran berbasis QR Code di Indonesia agar menjadi lebih sederhana dan terintegrasi.
QRIS dilafalkan sebagai “kris,” dengan cara pelafalan yang mengikuti penyebutan huruf dalam bahasa Indonesia. Di Indonesia, sebelum adanya QRIS, beberapa penyedia layanan pembayaran digital menggunakan kode QR mereka sendiri-sendiri. Hal ini tentu menyulitkan pengguna dan pedagang karena membutuhkan banyak aplikasi berbeda untuk bertransaksi. Dengan kehadiran QRIS, pengguna hanya membutuhkan satu aplikasi yang mendukung QRIS untuk dapat bertransaksi di berbagai merchant atau pedagang yang telah bekerja sama.
3. Sejarah Lahirnya QRIS: Standar Pembayaran dari Bank Indonesia
QRIS diciptakan sebagai respons atas meningkatnya penggunaan pembayaran digital di Indonesia dan kebutuhan akan sistem yang terstandarisasi. Bank Indonesia, bekerja sama dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), mulai mengembangkan QRIS pada tahun 2018. Bank Indonesia melihat bahwa sistem pembayaran di Indonesia yang sebelumnya belum terintegrasi memerlukan sebuah standar agar masyarakat dapat bertransaksi dengan lebih mudah, cepat, dan aman.
QRIS resmi diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019 bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk mempermudah proses pembayaran digital di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pedagang kecil hingga korporasi besar. Dengan standar ini, Bank Indonesia berharap dapat memperluas inklusi keuangan dan mendukung gerakan nontunai (cashless society) di Indonesia.
4. Perkembangan Pengguna QRIS di Indonesia
Setelah diluncurkan pada tahun 2019, penggunaan QRIS mengalami peningkatan yang signifikan. Berbagai faktor mendorong pertumbuhan ini, termasuk perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin melek digital dan kebijakan pemerintah yang mendorong pembayaran non-tunai. Pada awal 2020, pandemi COVID-19 juga berperan besar dalam mempercepat adopsi QRIS, karena masyarakat diimbau untuk mengurangi kontak fisik dalam transaksi.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, pada tahun 2023, pengguna QRIS telah mencapai jutaan orang dengan jutaan merchant yang tersebar di seluruh Indonesia. QRIS tidak hanya digunakan di kota-kota besar, tetapi juga telah menjangkau daerah-daerah terpencil dan pedesaan. Dengan semakin banyaknya penyedia layanan keuangan digital yang mendukung QRIS, masyarakat dari berbagai kalangan dapat mengakses layanan ini dengan lebih mudah.
Selain itu, QRIS juga telah digunakan oleh berbagai jenis usaha, mulai dari pedagang kaki lima, warung, hingga restoran dan mal besar. Dengan meningkatnya popularitas QRIS, banyak institusi dan penyedia layanan keuangan yang gencar melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai cara penggunaan QRIS kepada masyarakat.
5. QRIS Mulai Bisa Dipakai di Luar Indonesia
Perkembangan teknologi dan kerja sama internasional memungkinkan penggunaan QRIS tidak hanya terbatas di Indonesia. Bank Indonesia telah berupaya untuk memperluas penggunaan QRIS di kawasan Asia Tenggara dan beberapa negara lain. Pada awal 2023, Bank Indonesia melakukan kerja sama dengan Bank Negara Malaysia dan Bank of Thailand untuk mengintegrasikan QRIS sehingga dapat digunakan secara lintas negara. Langkah ini bertujuan untuk memudahkan transaksi bagi wisatawan dan masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri.
Dengan adanya kerja sama ini, pengguna QRIS dapat bertransaksi di luar negeri tanpa perlu menukar uang ke mata uang asing atau menggunakan metode pembayaran konvensional. Hal ini tentu sangat menguntungkan, terutama bagi para wisatawan yang sering bepergian ke negara-negara tersebut.
6. Manfaat dan Tantangan QRIS di Masa Mendatang
Manfaat QRIS:
Kemudahan Transaksi: QRIS memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai atau berbagai kartu. Cukup dengan memindai kode QR, transaksi dapat diselesaikan dalam hitungan detik.
Inklusi Keuangan: QRIS berperan besar dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, terutama bagi masyarakat yang sebelumnya belum memiliki akses ke layanan perbankan. QRIS memungkinkan setiap orang untuk terlibat dalam sistem keuangan digital dengan mudah.
Efisiensi dan Keamanan: Dengan QRIS, transaksi menjadi lebih efisien dan aman. Setiap transaksi tercatat secara otomatis, sehingga mengurangi risiko kehilangan uang tunai atau kesalahan transaksi.
Mendukung UMKM: QRIS membantu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dengan mempermudah proses pembayaran. UMKM dapat menerima pembayaran digital tanpa perlu investasi besar untuk mesin pembayaran.
Tantangan QRIS di Masa Mendatang:
Perlindungan Data Pribadi: Seiring dengan meningkatnya penggunaan QRIS, isu perlindungan data pribadi menjadi perhatian penting. Diperlukan regulasi yang ketat untuk melindungi data pengguna agar tidak disalahgunakan.
Infrastruktur dan Konektivitas: Meskipun QRIS sudah menjangkau banyak daerah, masih ada tantangan dalam hal infrastruktur dan konektivitas, terutama di daerah-daerah terpencil. Diperlukan peningkatan infrastruktur agar QRIS dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Kompetisi dan Kolaborasi Global: Dengan berkembangnya QRIS di luar negeri, Bank Indonesia dan penyedia layanan terkait harus menghadapi kompetisi dengan standar pembayaran digital dari negara lain. Kerja sama dengan negara lain perlu terus ditingkatkan agar QRIS tetap relevan di pasar internasional.
Edukasi Masyarakat: Edukasi mengenai penggunaan QRIS masih diperlukan, terutama bagi masyarakat di daerah pedesaan dan lansia yang mungkin kurang familiar dengan teknologi ini. Program sosialisasi yang berkesinambungan akan sangat membantu untuk meningkatkan adopsi QRIS.
Kesimpulan
QRIS adalah salah satu inovasi penting yang mengubah wajah sistem pembayaran digital di Indonesia. Dari sejarah pengembangan kode QR hingga peluncuran QRIS oleh Bank Indonesia, QRIS memberikan berbagai kemudahan dan manfaat bagi masyarakat Indonesia. Melalui standar ini, transaksi menjadi lebih praktis, cepat, dan aman. Meskipun masih menghadapi berbagai tantangan, QRIS memiliki potensi besar untuk terus berkembang di masa mendatang, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga keuangan, serta partisipasi aktif masyarakat, QRIS dapat semakin mengokohkan posisinya sebagai solusi pembayaran yang inklusif dan efisien di era digital ini. Bagi pengguna, QRIS tidak hanya mempermudah pembayaran sehari-hari, tetapi juga menjadi langkah maju menuju Indonesia yang lebih terhubung, modern, dan siap bersaing di pasar global.
Teknologi