Setiap tahun teknologi terus berkembang. Penemuan - penemuan baru terus bermunculan. Tahun ini pun juga banyak sekali inovator yang telah menemukan teknologi teknologi baru. Inilah daftar 25 penemuan terbaik sepanjang 2015.
1. Skuter Hoverboard
Skuter Hoverboard |
Dikembangkan oleh banyak brand
Sebagain Segway, Sebagian skateboard, skuter dengan keseimbangan mandiri, secara umum dikenal dengan hoverboard. Tetapi kenyataannya, tidak benar – benar hover (melayang). Ini adalah produk yang mudah menyebar secara viral tahun ini. Ketika seseorang berada diatasnya, device membandingkan dengan giroskop elektronik (satu dalam setiap pad) untuk membuat seimbang secara otomatis., memungkinkan pengguna untuk melaju ke depan, mudur dan berkeliling dengan memindahkan titik berat tubuh pengguna. Salah satu dari 20 perusahaan yang mengembangkan skuter hoverboard ini membuat banyak versi dari produk ini. Namun, untuk menikmati produk ini, anda harus merogoh kocek lebih dalam yaitu sekitar $350 sampai $1.700. Kabar buruknya lagi, sepertinya produk ini masih belum dipasarkan secara global termasuk Indonesia. Kalau ada pengembang dari Indonesia yang membuatnya mungkin akan dipasarkan disini.
2. Taman Bawah Tanah
Taman bawah tanah |
Lowline Lab
Dikembangkan oleh Dan Barasch dan James Ramsey
Tidak seperti taman yang pernah anda lihat sebelumnya, taman ini berada di bawah tanah, di bawah sebuah gedung kota New York, Amerika Serikat. Cahaya matahari yang diutuhkan tanaman didapat dari cahaya matahari yang menyinari sekeliiing gedung. Cahaya matahari tersebut diarahkan ke bawah tanah dengan menggunakan kabel fiber optik. Setelah cahaya sampai di bawah tanah, cahaya dipantul – pantulkan dengan apa yang disebut dengan reflektive dome. Sayangnya, ini masih berupa percobaan atau gampangnya ini adalah sebuah lab untuk meneliti kemungkinan menanam tumbuhan di bawah tanah. Setelah proyek ini berhasil, mungkin nanti kedepanya akan ada banyak tumbuhan atau taman bawah tanah seiring dengan menyempitnya lahan terbuka hijau di kota – kota besar.
3. Sensor untuk Mengetahui Kandungan Gula
Sensor gluten |
6SesnorLabs’ Nima / $199
Untuk yang mempunyai penyakit celiac atau sensitive terhadap gula, mungkin merasa cemas ketika makan di luar karena sarat dengan gula. Nima Sensor membuat sebuah terobosan dengan membuat sebuah alat yang bisa mendeteksi gula pada makanan. Rencananya, tahun depan sensor ini akan diuji pada semua makanan. Cara kerja alat ini yaitu dengan memasukkan sampel kedalam lubang yang telah tersedia pada alat ini. Setelah beberapa saat, akan muncul gambar emoticon yang mengindikasikan ada atau tidaknya gula dalam makanan. Jika ada gula, maka gambar yang muncul adalah kening berkerut dan jika tidak ada maka gambar senyuman akan muncul. Alat ini dapat membantu orang untuk mengetahui kandungan gula dalam makanan mereka.
4. Telinga Bionic
Telinga bionic |
Doppler Labs
Jika anda terjebak di suatu tempat yang sangat bising, pasti anda akan sangat terganggu dengan itu. Anda punya dua pilihan, yaitu tetap di tempat tersebut atau meninggalkannya. Tapi bagaimana jika dapat meredam suara tersebut sehingga kebisingan tersebut bisa dihilangkan? Atau seperti televisi, anda bisa menurunkan volumenya? Itulah yang dibuat sebuah perusahaan yang bermarkas di New York, Doppler Labs. Tidak seperti alat bantu dengar biasa yang hanya bisa mengurangi atau mempertajam semua suara sekaligus, alat ini bisa memilih sendiri mana frekuensi yang akan diperkuat dan mana frekuensi yang akan dilemahkan dengan bantuan prosesor dan koneksi dengan smartphone. Dengan alat ini, memungkinkan anda dapat ngobrol normal di dalam pabrik yang sangat bising. Awalnya, inovasi ini diperuntukkan penyanyi pada saat konser agar bisa mendengar suara instrumen musik lebih jelas.
5. Stetoskop Superior
Stetoskop Superior |
Eko Core
Dikembangkan oleh Connor Landgraf, Jason Bellet dan Tyler Crouch
Dokter mendeteksi suatu penyakit dengan stetoskop berdasarkan pendengaran dan ingatannya. Jika suara detaknya seperti ini maka penyakit pasien adalah ini, dan jika suara detaknya seperti itu, maka penyakitnya adalah itu. Cara ini sangat konvensional karena telinga manusia mungkin menurun seiring bertambahnya usia, begitu juga dengan kemampuan daya ingatnya. Karena itulah sangat dimungkinkan seorang dokter dapat salah mendiagnosa karena kesalahan pendengaran dan lupa. Untuk itu Eko Core disiptakan. Setelah adapter cerdas seharga $199 dihbungkan dengan stetoskopo, maka data pasien akan online dan diupload ke cloud dan dapat didownload ke smartphone. Dari aplikasi yang terinstall di smartphone, dokter dapat mendengarkan dan membandingkan terhadap hasil yang sebelumnya sehingga dokter dapat mendiagnosa lebih baik.
Halaman :
Teknologi